BAB I
Pendahuluan
- Latar Belakang
Mata pelajaran Sejarah perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis
kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan sejarah kepada siswa, apabila guru
masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam pembelajaran sejarahnya
cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih
mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga
mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu
dalam membelajarkan sejarah kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai
variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan
pembelajaran yang direncanakan akan tercapai.
- Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi
kita semua serta bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran sejarah.
- Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode observasi
dan kepustakaan.
Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah ini.
Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah ini.
BAB II
Pembahasan
Dinasti Isana di Jawa Timur
Pada abad ke – 10 pusat pemerintahan di
jawa tengah ke jawa timur yang tentunya dipengaruhi oleh berbagai factor.
Pendapat lama menyatakan karena bencana alam, yakni meletusnya gunung berapi
dan akibat banyak tenaga laki-laki yang dipekerjakan untuk membuat candi
sehingga sawah menjadi terbengkalai.
Pendapat baru menyatakan
adanya dua factor penyebabnya. Pertama keadaan alam Bumi Mataram tertutup
secara alamiah dari dunia luar sehingga sulit untuk berkembang. Sebaliknya alam
Jawa Timur lebih terbuka untuk mengambangkan aktivitas perdagangan kedunia
luar. Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas dapat dipakai sebagai sarana
perhubungan dan perdagangan antara pedalaman dan pantai. Disamping itu, tanah
di Jawa Timur masih subur dibaningkan
dengan tanah jawa Tengah yang sudah lama dimanfaatkan. Kedua maalah politik,
yakni untuk menghindarkan dari serangan Sriwijaya. Hal itu disebabkan setelah
Dinasti Syailendra terdesak dari Jawa Tengah dan menetap di Sumatra merupakan
ancaman yang serius bagi Dinasti Sanjaya
a.
Kehidupan Politik
Pemindahan kekuasaan ke
Jawa Timur dilakukan oleh Raja Empu Sendokdan membentuk Dinasti baru yakni Isana.
Nama Isana diambil dari gelar resmi Empu Sendok, yakni Sri Maharaja Rake
Hino Sri Isanawikramatunggadewa. Wilayah kekuasaan Empu Sendok meliputi
Nganjuk disebelah barat, Pasuruan di timur, Surabaya di utara, dan Malang di
selatan. Empu Sendok memegang pemerintahan tahun 929-947 dengan pusat
pemerintintahannya di Watugaluh. Ia memerintah dengan adil dan bijaksana
dengan melakukan berbagai usaha untuk kemakmuran rakyat. Diantaranya ialah
membuat bendungan-bendungan untuk perairan dan memberikan hadiah – hadiah tanah
untuk pemeliharaan bangunan-bangunan suci. Disamping itu juga memerintahkan
untuk mengubah sebuah kitab agama Budha aliran Tantranya yang diberi judul Sang
Hyang Kamahayanikan.
Setelah Empu Szendok
meninggal kemudian digantikan oleh putrinya yang bernama Sri
Isanatunggawijaya. Putrid ini menikah dengan Lokapala sebagai
peneruskan tahta ibunya. Setelah Makutawangsawardana meninggal yang
menggantikan ialah Dharmawangsa ( 990-1016 ). Dalam pemerintahannya ia berusaha
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya yang hidup dari pertanian dan perdagangan.
Pada saat itu pusat
perdagangan di Indonesia dikuasai oleh Sriwijaya sehingga untuk
mengambilalihnya Dharmawangsa berusaha untuk nyerang Sriwijaya. Namun,
Sriwijaya bangkit mengadakan serangan balasan. Dalam hal ini Sriwijaya
mengadakan kerja sama dengan kerajaan Worawari ( Kerajaan di Jawa ). Serangan
Worawari sangat tepat, yakni ketika Dharmawangsa melangsungkan upacara
pernikahan putrinya dengan Airlangga (1016) putra Raja Bali. Dharmawangsa
beserta seluruh pembesar istana tewas (pralaya). Namun Airlangga
berhasil meloloskan diri beserta istri pengiringnya yang setia Narotama, dan
beberapa pendeta menuju hutan Wonogiri.
Selama tiga tahun (
1016-1019 ) Airlangga digembleng lahir dan batin oleh para pendeta. Atas
tunutnan rakyat dan pendeta, Airlangga bersedia menjadi raja menggantikan
Dharmawangsa. Pada tahun 1019, Airlangga dinobatkan menjadi raja dengan delar
Sri Maharaja rake Halu Lokeswara Dharmawangsa Airlangga
Anantawikramatunggadewa. Tugas Airlanggaialah mengembalikankekuasaan seperti
zaman Dharmawangsa dan berhasil dengan baik. Ibu kota kerajaan yang sebelumnya
berada Wutan Mas, kemudian dipindahkan ke Kahuripan pada tahun 1073.
Selanjutnya, Airlangga melakukan pembangunan di segala bidang demi kemakmuran
rakyatnya.
Pada tahun 1042 Airlangga
mengundurkan diri dari tahta dan menjadi seorang petapa dengan nama Jatinindra
atau Jati Jatuyu . Sebelumnya Airlangga ingin menobatkan putrinya, Sri
Sanggramawijaya untuk menjadi raja, namun ditolak karena ingin menjdi petapa
yang dikenal dengan nama Dewi Kili Suci. Akhirnya, kerajaan Airlangga dibagi
menjadi dua, yakni Jenggala dengan ibu kota Kahuripan dan Panjalu
yang dikenal dengan nama Kediri untuk kedua putranya dan istri selir. Jenggala
diperintah oleh Garasakan, sedangkan kediri oleh Samarawijaya.
b.
Kehidupan Sosial Ekonomi
Kehidupan social ekonomi masyarakat
Kerajaan di Jawa Timur ini cukup baik karena mendapat perhatian dari raja-raja
yang memerintah. Diantaranya Airlangga yang memerintahkan membuat tanggul di
Waringin Pitu ( Prasasti Kalegen 1073 ) dan waduk-waduk di beberapa bagian
Sungai Brantas untuk pengairan sawah-sawah dan mengurangi bahaya banjir. Untuk
memajukan aktivitas perdagangan, Airlangga juga mengadakan perbaikan Pelabuhan
Ujung Galuh yang letaknya di Sungai Brantas, sedangkan pelabuhan Kembang Putih
di Tuban diberikan hak-hak istimewa Dharmawangsa melangsungkan upacara
pernikahan putrinya dengan Airlangga, Selama tiga tahun ( 1016-1019 ) Airlangga
digembleng lahir dan batin oleh para pendeta.
BAB III
Penutupan
- Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa Pada abad ke – 10 pusat pemerintahan di jawa tengah ke jawa timur yang
tentunya dipengaruhi oleh berbagai factor. factor penyebabnya adalah keadaan
alam Bumi Mataram tertutup secara alamiah dari dunia luar sehingga sulit untuk
berkembang. Sebaliknya alam Jawa Timur lebih terbuka untuk mengambangkan
aktivitas perdagangan kedunia luar. Perpindahan kekuasaan ke Jawa Timur
dilakukan Raja Empu Sendok dan membentuk Dinasti baru yakni Isana Setelah
Empu Sendok meninggal kemudian digantikan oleh putrinya yang bernama Sri
Isanatunggawijaya.
- Saran
Diharapkan guru mata
pelajaran dalam penyampaian materi sehari-harinya
dapat memberikan penjelasan yang
sejelas-jelas mungkin. Dan berikan waktu
kepada semua siswa untuk menyerap materi yang telah diberikan guru mata
pelajaran.
Daftar Pustaka
- Buku Sejarah Program IPS kelas XI
- http://www.google.co.id/
0 comments:
Post a Comment